HOME BERITA KESEHATAN ARTIKEL MUSIK

Rabu, 06 Juli 2011

163 TITIK API MENYEBAR DI HUTAN RIAU

Api yang membakar sejumlah hutan dan lahan di Riau terus meluas. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mencatat terjadi peningkatan jumlah titik api sejak kemarin. “Jika kemarin ada 45 titik api, hari ini terpantau 163 titik api,” ujar staf BMKG Pekanbaru Selamet Riadi, Selasa (5/7/2011). Di Kabupaten Rokan Hilir terpantau titik api sebanyak 57 titik, Pelalawan 27 titik api, dan Indragiri Hulu 15 titik. Kemudian Siak 16 titik dan Bengkalis 11 titik api. “Sementara Rohul dan Kampar masing-masing sembilan titik api. Untuk Kabupaten Kuansing sebanyak 10 titik api, sedangkan Kota Dumai dan Kabupaten Meranti masing-masing dua titik api,” paparnya.



Peningkatan kebakaran hutan ini disebabkan minimnya curah hujan di Provinsi Riau. Ditambah lahan yang terbakar sebagian besar adalah kawasan bergambut. ";Daerah yang paling banyak ditemukan titik api adalah daerah yang bergambut, sehingga mudah terbakar dan sulit untuk dipadamkan"; tandasnya. Secara keseluruhan hingga kini untuk wilayah Sumatera terpantau 274 titik api.

Sementara itu, regu pemadam kebakaran yang berjaga di lokasi hutan terbakar Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Riau, sempat didatangi sepasang harimau liar. Ketua Regu Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Kecamatan Medang Kampai, Hamzah, di Dumai, Selasa (5/7/2011), mengatakan, kemunculan sepasang harimau sumatera itu pertama kali disaksikan salah seorang anggotanya yang sedang mengawasi luasan api yang membakar hutan alami di Kelurahan Pelintung. ";Harimau itu mendatangi pos penjagaan kami yang berjarak sekitar 800 meter dari lokasi lahan terbakar. Karena pada waktu itu malam, anggota saya menyangkanya babi, tetapi setelah semakin dekat rupanya sepasang harimau,"; katanya.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Dumai Basri mengatakan, kemunculan jenis binatang buas yang dilindungi negara itu tanda bahwa kerusakan hutan makin hebat sehingga terjadi penyempitan kawasan tinggal habitatnya. ";Sebaiknya masyarakat yang berada di sekitar penampakan harimau itu berhati-hati, bisa saja karena merasa terusik, harimau memberanikan diri menyerang manusia,"; katanya. Kerusakan hutan alami beralaskan gambut di Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, diindikasikan karena ulah beberapa orang atau kelompok yang dengan sengaja membakar hutan guna membuka lahan perkebunan kelapa sawit. Indikasi pembakaran hutan alami yang dipenuhi rawa gambut itu sebelumnya juga telah dilaporkan oleh warga setempat kepada pihak kepolisian dan pemerintah daerah. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut atau upaya hukum dari kepolisian dan pemerintah terhadap pemilik lahan. Kobaran api makin meluas dan membakar lebih banyak lahan gambut, penyebab munculnya kabut asap hingga menyelimuti sebagian besar Kota Dumai. (Okezone/Kompas)
Selengkapnya...

Minggu, 03 Juli 2011

PEMANTAPAN SISTEM MANAJEMEN LOGISTIK

Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah melaksanakan acara Pemantapan sistem Manajemen Logistik yang di laksanakan pada tanggal 26 – 28 Juni 2011 yang bertempat di bogor.


Acara ini diselenggarakan untuk meninggkatkan kualitas dan kuantitas baik aparatur pusat maupun pemerintah daerah (BPBD) dalam memahami dan mempraktekkan kegiatan teknis manajerial logistik. Adapun tujuan dari terselenggaranya acara ini agar meningkatnya pengetahuan dan pemahaman peserta tentang manajemen logistik penanggulangan bencana.Kegiatan Pemantapan sistem manajemen logistik di ikuti oleh BPBD Se Indonesia dan BNPB dengan jumlah peserta 142 orang terdiri dari 99 orang dari BPBD dan 42 orang dari BNPB, peserta dari BPBD yang di wakili oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Kepala Seksi Logistik dan Staf dibidang kedaruratan dan logistik, serta peserta dari BNPB adalah perwakilan staf dari masing-masing ke Deputian, Sestama dan Pusdatin dan Humas.
Selengkapnya...